Sabtu, 29 April 2017

DOKTER NASIBMU KINI ......



Oleh : dr.SAYID
(ABU FATTUMAH )

Ini Hanya Sebuah Kisah Menrik Dan Cukup Menyedihkan Sebenarnya  Mungkin Bisa Menjadi Masukan Buat Para Owner Pemilik Klinik, Kalau Lah Akan Di Katakan Kritikan Boleh Lah Tulisan Saya Ini Di Anggap Sebagai Sebuah Kritikan Yang Membangun Mungkin.....

Awal Kisah...

Suatu Ketika Sama Berkunjung Kerumah Saudara, Yang Memang Sering Kerumahnya Karena Selain Tidak Terlalu Jauh, Dan Memang Saya Rutin Memang Berkunjung Kesana, Nah Pada Suatu Hari Saat Saya Kesana Keponakan Saya Yang Baru Menginjak Semester 2 Di Fakultas Pendidikan Fisika Di Salah Satu Perguruan Tinggi Negeri Di Jakarta, Sudah Mulai Banyak Kebanjiran Job Yaa Boleh Dikatakan Side Job Lah… Begitu….   
                                     
Lumayan Buat Anak Kuliaahan  Bisa Jadi Tambahan Uang Jajan...He..He...He..

Dia Bercerita Begini Om Aku Dapat Job Buat Memberikan Les Di Salah Satu Bimbel Dan Bisa Juga Berkunjung Kerumah Nya Yang Les Prifat Melalui Bimbel Tersebut….Dan Hamper Mayoritas Bimbel Pun, Hamper Menerapkan Aturan Yang Hamper Sama Satu Yang Lain …..

Lalu Saya Jawab Oh Begitu Ya..... Apa Nggak Mengganggu Kuliahmu, Dan Keponakan Saya Menjawab Nggak Kok Om...

Lumayan Om Sekarang Sudah Nggak Full Seperti Pas Awal Awal Kuliah...Imbuhnya...

Oh Iya Kamu Rencana Ngajar Hari Apa Dan Keponakan Saya Mwnjawab Cuman Hanya Sabtu Dan Minggu Saja Om... Oh Iya... Saya Menimpalinya...

Iya Om Hanya Sabtu Minggu Itu Pun Hanya 1 Jam Saja... Ehm Begitu.... Terus.... Ponakan Saya Pun Melanjutkan Lumayan Fee Nya Om Per Jam Kalo Melalui Bimbel Itu Saya Di Bayar Rp 150 Ribu Sementara Kalo Kerumah Si Anak Di Bayar 250 Ribu Perjam... Ehm.... Cukup Besar Juga Ya…..

Lalu Tanpa Ada Unsur Kesengajaaaan Tiba Tiba Saya Liat Hp Di Loker Dalam 24 Jam Kadang Hanya Di Bawah Rata Rata Nilai Kewajaran, Tanpa Sadar Di Hati Kecil Bergumam.... Hehe Ternyata Dokter Sekolah Lama Banget,  Keliahatan Nya Di Masyarakat Punya Nilai Status Sosial, Dengan Pertanggung Jawaban Yang Sangat Besar, Yang Sewaktu - Waktu Bisa Dikriminalisasi, Bisa Di Maki Maki Dan Boleh Jadi Disuruh Kerja Rodi, Karena Saat Masyarakat Membutuhkan Harus Selalu Siap Siaga, Namun Ironis Nya Penghargaaan Nya Pun Bahkan Jauh Di Bawah Dari Anak Mahasiswa Tingkat Awal Dalam Memberikan Les....



Sedih Campur Ngenes Di Hati Melihat Fenomena Seperti Ini.....Mereka Terkadang Sudah Banyak Yang Berkeluarga, Harus Jaga Klinik 24 Jam Ada Yang 12 Jam, Kadang Buat Sampai Ketempat Klinik Atau Rs Mengeluarkan Biaya Lebih Kurang Sama Kalo Dihitung Dengan Fee Yang Segitu Kadang Bisa Nombokin Atau Maksimum Pas Pasan …..

Memanglah Cukup Banyak Di Beberapa Group Loker Yang Protes Dan Keluar Dari Group Hanya Saja, Saya Beranggapan Walau Demikian Mungkin Bagi Beberapa Ts Lain Bisa Di Jadikan Batu Loncatan Dan Atau Tambahan Pengalaman, Namun Tidak Sedikit Pula Walaupun Demikian Banyak Yang Tidak Bersedia.

Namun Apa Boleh Dikata, Ya Beginilah Fenomena Yang Ada, Terkadang Mereka Para Pemilik Modal Yang Rata Rata Kebanyakan Bukan Bersumber Dari Orang Yang Bergerak Di Dunia Medis Dalam Memberikan Penghargaaan Pun Menggunakan Prinsip Ekonomi Untung Sebesar Besarnya, Pengeluaran Sekecil Kecilnya He.. He.. He...

Jadi Pantaslah Kalo Pada Periode Akhir Akhir Ini Makin Sedikit Dokter Jaga Klinik Atau Klinik 24 Jam Bahkan Dokter Ugd Rs Sekalipun Akan Susah Buat Mendapatkan Dokter Jaga Ya Karena Pola Prinsip Yang Mereka Anut Dan Terapkan,  Sebetulnya Tidak Sinkron Minim Atau Boleh Dikatakan Tidak Ada  Nilai Penghargaaanya Dan Sangat Kurang Manusiawi Lebih Tepatnya....

Dan Fenomena Ini Terus Berlangsung Sampai Detik Ini Tanpa Tahu Kejelasan Nasib Kedepan Bagaimana?..... He...He... He, Karena Terkadang Ada Banyak Klinik Di Luaran Sana Yang Sampai Sampai Menggunakan Jasa Para Medis, Bahkan Ada Yang Lebih Parahnya Orang Yang Bukan Medis Yang Menjadi Dokter – Dokteranya He…He…He…He… Untuk Dipasangkan Sebagai Rool Model Dokter Gadungan Untuk Menutupi Keterkurangan Dan Kesulitan Dalam Mencari Tenaga Dokter, Yang Sebetulnya Tidak Lah Sulit Amat Dalam Mencari Dokter Apabila Sebuah Klinik Mau Menerapkan Perbaikan - Perbaikan Metode Penghargaaan Mereka.

Disinilah Saya Lihat Ada Paradoks Yang Aneh, Walau Biaya Kuliahnya Mahal, Waktu Belajarnya Lama, Dan Beban Kerja-Nya Berat, "Pengabdian" Mereka Dibayar Seadanya, Kebanyakan Dibawah Pendapatan Supir Transjakarta, Juru Parkir Tidak Resmi Dan Resmi,  Saat Ini. Karena Itu Wajar Jika Dokter Di Puskesmas Umumnya Memiliki Pekerjaan Sambilan, Praktek Pagi, Kerja Ke Puskesmas, Praktek Malam, Nyambi Jadi Agen Asuransi, Jual Produk Kesehatan / Kecantikan, He…He..He..

Dalam Diam Saya Berfikir Kadang Dalam 24 Jam Atau 12 Jam Tukang Parkir Liar Di Jalanan, Yang Punya Tarif 1000 Perak Sampai 2000 Perak Buat Sepeda Motor Dan Mobil 3000 Sampai 5000 Perak, Penhasilan Nya Dalam 12 Jam Bisa Jauh Diatas Dokter Bahkan Sehari Mereka Bisa Mendapatkan 600 Ribu Sampai 700 Ribu Kalau Dihitung Sebulan  18 Juta Rupiah Sampai 21 Juta Waooo… Fantastis Bukan He..He..He.. Ini Bukan Hoax Ini Dibalik Iseng Iseng Saya Sering Mengobrol Dengan Mereka Para Juru Parkir Jalanan…. Itu Belum Termasuk Hasil Dari Parkir Resmi Bertarif Tertentu Yang Pastinya Penhasilan Perusahaannya Pun Akan Lebih Fantastis Lagi ( Seperti Di Mall – Mall Dan Area Umum Lainya )

Sementara Disebagiaan Sisi Dokter Di Tuntut Professional Apa Yang Terjadi Berikutnya Lebih Memprihatinkan, Anggaran Pemerintah Untuk Jkn Membengkak Diluar Perhitungan Semula. Angka Rujukan Dinilai Terlalu Tinggi Sehingga Pembiayaan Di Faskes Lanjutan / Rumah Sakit Menjadi Terlalu Mahal. 
Disalahkanlah Para Dokter Umum Yang Bekerja Di Layanan Primer, Mereka Dianggap Tidak Kompeten, Ilmu Mereka Dianggap Kurang Sehingga Kedepannya Diharuskan Sekolah Lagi "Spesialis Layanan Primer" Hingga 3 Tahun Lamanya. Kalau Mau Mendapatkan Pendapatan Lebih Harus Mau Sekolah Lagi, Bujuk Rayu Pemerintah. Jadi Nantinya Diperlukan Waktu 7 + 3 = 10 Tahun Pendidikan Dokter Hingga Mereka Bisa Kompeten Dan Mapan Penghasilannya Sebagai "Penjaga Gawang" Di Faskes Primer (Klinik Mandiri / Puskesmas).

Ya Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Itulah Kira-Kira Gambaran Dokter Indonesia Saat Ini. Karena Kerakusan Sekelompok Orang, Kurikulum Lama Yang Sudah Terbukti Berhasil Mencetak Banyak Dokter Mumpuni, Harus Diubah Sehingga Waktu Pendidikan Bisa Dipangkas Dan Anak Didik Ditambah. Tapi Akhirnya Kualitasnya Justru Dipertanyakan, Kemampuannya Diragukan, Padahal Semuanya Merupakan Buah Dari Kebijakan Pemerintah Sendiri. 

Rezim Terus Berganti, Tapi Sayangnya Para Pejabat Yang Berwenang Masih Memiliki Mentalitas Lari Dari Permasalahan Dengan Menyalahkan Orang Lain. Bukannya Membuat Program Yang Bisa Jadi Solusi, Kebijakan Pemerintah Melalui Kemenkes Dengan Memaksakan Dibuatnya Program Studi Spdlp Justru Berbuntut Penolakan Keras Dokter Indonesia Tanggal 24 Oktober Kemarin. Semoga Saja Pemerintah Mau Mendengar Usaha Mereka Ya.

Pilihan Lainnya Yang Menjanjikan Masa Depan Yang Lebih Baik Dari Segi Finansial, Adalah Menjadi Spesialis. Untuk Menjadi Spesialis Di Indonesia Tidak Mudah. Tempat Pendidikan Dan Kursi Yang Tersedia Jauh Lebih Sedikit Dibandingkan Saat Mau Jadi Dokter Umum. Kesempatan Diterima Akan Menjadi Lebih Besar Jika Anda Sudah Punya Pengalaman Bekerja Atau Sudah Menempuh Program "Pengabdian" Atau Ptt. 

Berbeda Dengan Negara Lainnya Di Dunia, Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Di Indonesia Ditempatkan Dibawah Universitas / Fakultas Kedokteran, Jadi Anda Harus Bayar Uang Masuk, Uang Bangunan, Sumbangan Sukarela Dan Bayar Spp Tiap Semester. Sistem Ppds Di Indonesia Ini Merupakan Anomali Di Dunia, Karena Semua Negara Lain, Pendidikan Spesialis Dikelola Langsung Oleh Rs Pendidikan (Hospital Based). 

Anda Masuk Program Anda Tidak Perlu Bayar Apa-Apa, Anda Justru Dibayar Untuk Pekerjaan Yang Anda Lakukan Di Rs. Ya Itu Di Negara Lain, Karena Anda Memilih Sekolah Di Indonesia Siapkan Saja Uang 500 Juta S/D 1 M Untuk Menempuh Spesialisasi. Karena Biaya Yang Mahal Itulah Usia Rata-Rata Dokter Spesialis Di Indonesia Umumnya Lebih Tua Dibandingkan Dokter Spesialis Di Negara Lain. 

Ya Itulah Kira-Kira Gambaran Pendidikan Dokter Di Indonesia. Jika Anda Masih Ingin Menjadi Dokter, Silahkan, Itu Hak Anda. Namun Siapkan Dana, Waktu, Serta Kemauan Yang Tinggi Untuk Mau Terus Belajar. 

Siapkan Juga Kesabaran Anda Untuk Mau Terus Belajar Saat Teman-Teman Anda Sudah Produktif Bekerja Mencari Nafkah.

Jadi Beginilah Kisah Ini Saya Buat Dan Saya Tambahkan Juga  Tulisan Di Sosmed Dari (Dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.Jp ) Dan Pengalaman  Saya Mudah – Mudahan Menjadi Masukan Dan Inspiratif Buat Kita Semua….

Senin, 19 Oktober 2015

Kisah Kisah Inspirasi dan Motivasi Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) Jangan Berhenti Berdoa